Breaking Articles

Karena Banda Aceh Kaya Rasa

ASAP putih menyebar ke para pengunjung Festival Mie Aceh 2019 usai seorang koki mie Aceh melemparkan setumpuk bumbu. Bercampur dengan aroma khas bawang dan cabai serta rempah-rempah khas Aceh lainnya. 

Mie Aceh adalah kuliner khas yang senantiasa dicari. Tekstur mie yang berbeda serta aneka ragam rempah yang menjadi bumbu membuat sajian ini dikenal dan disukai banyak orang. Tidak hanya orang Aceh. Banyak wisatawan yang datang ke Aceh mengakui kenikmatan mie yang satu ini. 

Tak heran pula jika di hampir seluruh daerah di nusantara, tersedia warung-warung yang menyajikan mie Aceh. Penjual dan koki, biasanya, berasal dari Aceh. Karena itulah Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bertekad menaikkan level mie Aceh. Dia bertekad membawa mie Aceh menjadi salah satu kuliner yang diakui dunia. 

“Di level nasional, Mie Aceh sudah sangat dikenal dan pas di lidah masyarakat Indonesia. Dan kini saatnya membawa Mie Aceh ke level yang lebih tinggi; menjadi selera dunia,” kata Aminullah saat membuka Festival Mie Aceh 2019 di Lapangan Blang Padang, Sabtu dua pekan lalu. 

Festival ini sendiri digelar selama empat hari dan menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Banda Aceh ke-814. Menurut Aminullah, ajang ini merupakan kesempatan emas bagi masyarakat Aceh untuk memperkenalkan beragam racikan mie Aceh dan proses memasaknya kepada para wisatawan dan penikmat kuliner lokal maupun mancanegara. 

“Dan tahun depan kita targetkan dapat memecahkan rekor MURI sebagai penyajian mie Aceh dengan porsi terbanyak,” ungkap Aminullah. 

Selain tekstur mie yang unik, mie Aceh juga tak bisa disimpan lama. Alhasil, untuk berjualan mie ini harus benar-benar memperkirakan porsi agar tak merugi saat tak habis terjual. Beberapa pedagang tak jujur mencoba mengakali hal ini dengan menggunakan formalin dalam adonan mie. 

“Jauhi penggunaan zat bahaya seperti formalin dan boraks,” kata Aminullah. “Jangan lupa pula untuk memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pengunjung.” 

Festival Mie Aceh kali ini, sedikitnya, melibatkan 20 penjual mie Aceh dari seluruh Aceh. Panitia menyediakan lapak memanjang di kedua sisi jalur masuk dan keluar areal festival. Selain penyaji mie Aceh, panitia juga melibatkan para pedagang bumbu mie Aceh dan pengusaha kecil dan menengah. 

Uniknya, setiap hari para pengunjung yang beruntung berhak makan mie Aceh gratis yang disediakan oleh seluruh peserta festival. “Setiap harinya tersedia 100 piring mie Aceh, gratis, untuk para pengunjung. Pengunjung juga yang akan menentukan stand terbaik sebagai pemenang nantinya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Iskandar menambahkan.

Aminullah kegiatan ini akan mendatangkan ribuan pengunjung. Hal ini akan memberi efek ekonomi berantai di Banda Aceh. Aminullah berharap kegiatan ini menjadi penggerak roda ekonomi dan sektor-sektor lain  di Banda Aceh. Pedagang kecil akan hidup. Demikian pula usaha transportasi, warung kopi dan hotel.

Acara pembukaan Festival Mie dibuka oleh Aminullah. Pada satu kesempatan, Aminullah didaulat menjadi koki didampingi presenter kuliner kondang asal Aceh, Benu Buloe. Sementara pada akhir festival, yang menjadi puncak peringatan Hari Jadi Kota Banda Aceh, dimeriahkan oleh Nissa Sabyan. 

Tiga penyaji mie Aceh terbaik mendapatkan hadiah dari Pemerintah Kota Banda Aceh. Mereka adalah Mie Midi, Mie Eungkot Suree, dan Mie Pedas. “Terima kasih kepada seluruh peserta, dan selamat kepada yang menang. Semoga cita-cita membawa Mie Aceh menjadi kuliner selera dunia dapat segera kita wujudkan bersama,” ujar Aminullah. 

Tidak ada komentar