Breaking Articles

Cambuk Pak Rektor UIN Ar-Raniry

Oleh Mahdi Andela, S.Pd, MM

Rektor UIN Ar-Raniry Aceh Prof Mujiburrahman menggelar silaturahmi dengan awak media di kampus tersebut Sabtu (6/8/2022).

Dalam kesempatan tersebut ia menyebutkan bahwa pelaksanaan syariat Islam di Aceh sejak tahun 2001 hingga saat ini diyakini masih ada berbagai persoalan, sehingga penerapannya terkesan belum sempurna.

Bahkan, secara pribadi ia menyebutkan bahwa penerapan syariat Islam di Aceh gagal.

"Ini penting kita luruskan implementasi (syariat Islam) hari ini yang gagal, dalam bahasa saya pribadi itu gagal. Dan ini harus menjadi tugas UIN Ar-Raniry, sebagai salah institusi negara bersama institusi lain. Kita akan mensupport ini ke pemerintah, ini tugas yang akan kita lakukan," kata Prof Mujiburrahman seperti dilansir aceh.tribunnews.com Minggu (7/8/2022).

Sabtu (6/8/2022) malam detik.com bahkan menurunkan judul yang lumayan bombastis “Rektor UIN Ar-raniry Nilai Penerapan Syariat Islam di Aceh Gagal”

Detik.com menurunkan berita liputan wartawan andalan dan terbaiknya di Banda Aceh, Agus Setyadi dengan menuliskan bahwa Prof Mujiburrahman menilai penerapan syariat Islam di Aceh gagal. Dia menawarkan konsep syariat Islam moderat untuk diterapkan di Tanah Rencong.

Mujib awalnya berbicara terkait peran UIN Ar-raniry dalam membantu pemerintah daerah untuk mengimplementasikan syariat Islam yang sesuai standar. Syariat Islam di Tanah Rencong dideklarasikan pada 2002 lalu di masa kepemimpinan Gubernur Abdullah Puteh.

"Sekarang sudah 2022, tapi kondisi syariat Islam di Aceh kalau kita lihat sekarang lebih parah dari yang sebelumnya. Dalam konteks lingkungan dan sebagainya," kata Mujib.

Dengan ulasan yang lebih kurang sama, popularitas.com juga menurunkan judul “Prof Mujib: Implementasi Syariat Islam di Aceh gagal”.

Terlepas apakah para netizen sudah membaca isi berita yang beredar atau hanya membaca judulnya saja, sesuai zamannya, diskusi serupun terjadi di sejumlah ruang digital.     

Namun menurut pandangan penulis, pernyataan Rektor UIN Ar-Raniry Aceh Prof Mujiburrahman telah menjadi cambuk bagi semua elemen masyarakat Aceh. Pak Rektor telah mengingatkan kita semua akan kenyataan yang ada.

Pelaksanaan dan penegakan syariat Islam sejatinya menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, bukan hanya pemerintah daerah saja. Dengan pernyataannya, Pak Rektor seakan telah membangunkan kita dari tidur lelap berkepanjangan, menyadarkan kita dari pingsan yang kelamaan.  

Tentu harapannya, cambuk Pak Rektor tidak hanya membuat kita terkejut sesaat. Namun akan ada perbaikan-perbaikan bahkan lompatan-lompatan dalam sikap dan perilaku kita menuju pelaksanaan dan penegakan syariat Islam secara kaffah di bumi Aceh. Semoga.

Penulis adalah Ketua DPW Generasi Muda Mathla'ul Anwar (Gema MA) Aceh

Tidak ada komentar